Wednesday 2 January 2013

Cerpen ~ Surat Dari Dylan Untuk Elle

Surat Dari Dylan Untuk Elle

Dulu kita berpisah dengan harapan agar tidak ada lagi yang tersakiti di antara kita. Tapi kemanapun aku berjalan, pada akhirnya aku kembali disini. Dan ketika aku menyadari semuanya, bahwa keadaan ini tidak seharusnya memisahkan kita, atau mungkin kita telah salah memilih jalan, semuanya hanya menjadi kebenaran yang terlambat.
Sungguh aku menyesal telah memilih jalan ini Elle, dan jangan selamatkan aku dari penyesalan ini...

Empat tahun bukan waktu yang singkat, aku tahu. Selama itu kau selalu menemaniku, memberiku perhatian lebih. Aku tahu kaulah wanita yang didambakan setiap pria, termasuk aku. Hanya saja aku tidak bisa menjaga dambaan itu.

Memilikimu kadang mengkhawatirkan aku. Aku sering berfikir kau terlalu sempurna dan aku ini apa. Alasan yang sama yang kemudian membuatku mencari penggantimu. Maafkan aku Elle, karena itu aku lakukan saat kau masih setia bersamaku.

Empat tahun itu aku terus melakukannya dan kau tahu. Kau bilang “Tidak apa”, kau bilang “Aku tahu kau bisa lebih baik dari ini”, kau percaya aku akan berubah. Empat tahun itu aku tidak bergeming. Aku tidak pernah berubah, sedikit pun. Meski aku kehilangan alasan untuk terus selingkuh darimu, aku hanya kecanduan melakukannya. Dan kau masih bilang “Tidak apa” dengan senyum tulusmu itu.

Akhirnya aku juga yang mengakhiri hubungan kita. Menyudahi perhatian dan kasih sayang darimu. Menghilangkan senyum pembangkit jiwaku sendiri. Aku tahu itu bodoh tapi aku malu Elle. Aku malu padamu karena tidak bisa berhenti melakukan ini.

Elle malaikatku yang cantik. Aku terus berpetualang. Mencari hati-hati untuk disinggahi. Aku berharap menemukan sosok sepertimu lagi, tapi di dalam diri wanita lain. Karena sepertinya, aku menjadi benci untuk mencintaimu.

Elle embun di jendela pagiku. Aku sering kali berdiri di depan rumahmu. Terpaku. Kemudian berbalik dan pergi. Entahlah, mungkin rasa gengsiku tidak pernah  terkalahkan. Hingga meskipun aku ingin sekedar menyapamu, aku tidak sanggup.

Elle busa di atas cappucinoku. Mengingatmu menjadi rutinitas di hariku. Apakah kamu mengingatku juga? Aku tau setelah semua janji manisku yang tidak pernah aku tepati. Semua kata-kata setia padamu tidak pernah sebuah kenyataan. Tidak pantas rasanya aku sekedar diingat olehmu kan, Elle.

Aku tidak pernah menyalahkanmu jika kamu berubah, memangnya aku ini siapa. Tapi aku juga tidak suka. Aku takut kenangan kita hilang dari pikiranmu. Sesungguhnya Elle, sejak hari terakhir aku menggenggam tanganmu, cintaku tidak pernah hilang untukmu, ini sulit.

Mungkin surat ini terkesan hanya sebagai gombalan untukmu. Tapi aku menulisnya di sepanjang perjalananku. Berharap suatu hari kita bisa bertemu lagi, dalam keadaan yang lebih baik.
with love, Dylan

No comments:

Post a Comment