Surat
Dari Dylan Untuk Elle
Dulu kita berpisah dengan harapan agar
tidak ada lagi yang tersakiti di antara kita. Tapi kemanapun aku berjalan, pada
akhirnya aku kembali disini. Dan ketika aku menyadari semuanya, bahwa keadaan
ini tidak seharusnya memisahkan kita, atau mungkin kita telah salah memilih
jalan, semuanya hanya menjadi kebenaran yang terlambat.
Sungguh aku menyesal telah memilih
jalan ini Elle, dan jangan selamatkan aku dari penyesalan ini...
Empat tahun bukan waktu yang singkat,
aku tahu. Selama itu kau selalu menemaniku, memberiku perhatian lebih. Aku tahu
kaulah wanita yang didambakan setiap pria, termasuk aku. Hanya saja aku tidak
bisa menjaga dambaan itu.
Memilikimu kadang mengkhawatirkan aku.
Aku sering berfikir kau terlalu sempurna dan aku ini apa. Alasan yang sama yang
kemudian membuatku mencari penggantimu. Maafkan aku Elle, karena itu aku
lakukan saat kau masih setia bersamaku.
Empat tahun itu aku terus melakukannya
dan kau tahu. Kau bilang “Tidak apa”, kau bilang “Aku tahu kau bisa lebih baik
dari ini”, kau percaya aku akan berubah. Empat tahun itu aku tidak bergeming.
Aku tidak pernah berubah, sedikit pun. Meski aku kehilangan alasan untuk terus
selingkuh darimu, aku hanya kecanduan melakukannya. Dan kau masih bilang “Tidak
apa” dengan senyum tulusmu itu.
Akhirnya aku juga yang mengakhiri
hubungan kita. Menyudahi perhatian dan kasih sayang darimu. Menghilangkan
senyum pembangkit jiwaku sendiri. Aku tahu itu bodoh tapi aku malu Elle. Aku
malu padamu karena tidak bisa berhenti melakukan ini.
Elle malaikatku yang cantik. Aku terus
berpetualang. Mencari hati-hati untuk disinggahi. Aku berharap menemukan sosok
sepertimu lagi, tapi di dalam diri wanita lain. Karena sepertinya, aku menjadi
benci untuk mencintaimu.
Elle embun di jendela pagiku. Aku
sering kali berdiri di depan rumahmu. Terpaku. Kemudian berbalik dan pergi.
Entahlah, mungkin rasa gengsiku tidak pernah
terkalahkan. Hingga meskipun aku ingin sekedar menyapamu, aku tidak
sanggup.
Elle busa di atas cappucinoku.
Mengingatmu menjadi rutinitas di hariku. Apakah kamu mengingatku juga? Aku tau
setelah semua janji manisku yang tidak pernah aku tepati. Semua kata-kata setia
padamu tidak pernah sebuah kenyataan. Tidak pantas rasanya aku sekedar diingat
olehmu kan, Elle.
Aku tidak pernah menyalahkanmu jika
kamu berubah, memangnya aku ini siapa. Tapi aku juga tidak suka. Aku takut
kenangan kita hilang dari pikiranmu. Sesungguhnya Elle, sejak hari terakhir aku
menggenggam tanganmu, cintaku tidak pernah hilang untukmu, ini sulit.
Mungkin surat ini terkesan hanya
sebagai gombalan untukmu. Tapi aku menulisnya di sepanjang perjalananku.
Berharap suatu hari kita bisa bertemu lagi, dalam keadaan yang lebih baik.
with love, Dylan
No comments:
Post a Comment